RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Prestasi gemilang diraih oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) Desa Nakau Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Elda Fetriastuti. Raihan juara 1 dalam kompetisi PAI Award tingkat Provinsi Bengkulu lalu mengantarkan dirinya menjadi perwakilan Provinsi Bengkulu di tingkat nasional. Dalam perlombaan kategori metode penyuluhan baru, dirinya mengusung metode penyuluhan melalui Whatsapp Group (WAG).
Kepada RBt, Elda menyampaikan jika PAI Award ini merupakan sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI yang dapat diikuti oleh seluruh PAI pada setiap provinsi se-Indonesia. Saat ini dirinya masuk dalam 20 besar secara nasional.
‘’Saya merupakan PAI dari Kecamatan Talang Empat yang mengikuti kompetisi tersebut. Keseharian saya seorang ibu rumah tangga yang memiliki satu orang anak. Ditengah kesibukkan mengurus keluarga, masih bisa produktif melakukan kegiatan penyuluhan di lingkungan masyarakat terutama di Desa Nakau dan tentunya bisa menorehkan prestasi dari kegiatan kepenyuluhan tersebut,’’ ungkapnya.
Elda menuturkan, mengikuti kompetisi PAI Award 2024 ini bukanlah sebuah pencapaian yang instan baginya, karena kemenangan ini didapatkan dari proses panjang yang dimulai aktif mengikuti kegiatan di Majelis Taklim Desa Nakau sejak tahun 2012 dan menjadi guru TPQ di Desa Nakau sejak tahun 2007. Ia mengaku, Majelis Taklim dan TPQ merupakan salah satu komunitas atau lembaga yang memiliki peran membantu warga Desa Nakau dalam mempelajari Al-Qur’an.
‘’Tentunya untuk membagi waktu, saya membuat skala prioritas. Saya membuat jadwal kegiatan dan komitmen serta konsisten yang sudah jadi kebiasaan saya dalam memanajemen waktu guna menyeimbangkan antara kegiatan keluarga dan kegiatan kepenyuluhan,’’ jelasnya.
Terakhir, ia berharap adanya strategi inovatif berupa metode penyuluhan baru melalui metode Timtam Teman Sebaya dengan Whatsapp Group (WAG) untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran Al-Qur’an.
‘’Terbukti melalui WAG efektif dalam meningkatkan penguasaan hafalan dan kemampuan membaca Al-Qur’an. Mulai dari anak-anak dan ibu-ibu merasa lebih termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran melalui interaksi di WAG dan saling memberikan umpan balik dengan teman sebaya,’’ demikian Elda.(imo)