RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Indonesia tengah mewaspadai penularan Covid-19 yang saat ini tengah melanda Singapura.
Dilansir dari Disway.id, seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menetapkan Indonesia telah mengakhiri pandemi dan beralih ke fase endemi Covid-19 pada 21 Juni 2023.
Perlu diketahui, endemi bukan berarti Covid-19 telah hilang, melainkan berada pada situasi yang terkendali.
Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus atau kematian pada kelompok lansia dan risti.
Termasuk ancaman masuknya subvarian KP.1 dan KP.2 yang saat ini tengah merebak di negara tetangga, Singapura.
Pemerintah Singapura melaporkan bahwa proporsi sublineage didominasi oleh KP.1 dan KP.2.
Sublineage KP.2 merupakan turunan dari subvarian JN.1.
Secara global, subvarian JN.1 telah mendominasi di sebagian besar negara (54,3%) pada minggu 17.
"Namun, tidak ada indikasi bahwa KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan varian lain," ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi ketika dihubungi pada Jumat, 24 Mei 2024.
Di Indonesia sendiri, subvarian ini masih belum ditemukan.
Nadia mengungkapkan, situasi transmisi Covid-19 masih terkendali, meski kasus konfirmasi Covid-19 mengalami peningkatan.
Menurut data minggu ke-18 tahun 2024, terjadi peningkatan sebesar 11,76 persen dibanding minggu sebelumnya.
Berdasarkan data Laporan Mingguan Nasional Covid-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024, terdapat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi.
Meski mengalami peningkatan, hal ini tidak diikuti dengan peningkatan angka rawat inap dan kematian.
Tren positivity rate mingguan di angka 0,65 persen dan 0 kematian.