Mulai dari gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M (menutup, mengubur, dan mendaur ulang tempat penampungan air) hingga Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Selain itu, pencegahan DBD yang kerap dilakukan adalah metode fogging.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menilai bahwa fogging saat ini masih efektif membasmi nyamuk.
Sehingga, populasi nyamuk dengan cepat menurun.
Fogging atau pengasapan dilakukan sebagai salah satu metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
"Fogging efektif sebagai upaya penanggulangan saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) di suatu daerah, yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi," ujarnya ketika dihubungi pada Senin, 13 Mei 2024.
Kendati demikian, perlu diperhatikan bahan aktif insektisida yang digunakan apakah masih rentan digunakan atau resisten.
Selain itu, metode ini hanya dapat dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan, hingga puskesmas.
Imran menyarankan waktu yang tepat melakukan pengasapan ini, di mana nyamuk Aedes aegypti tengah beraktivitas.
"Sekitar pukul 06.00-11.00 WIB dan pukul 16.00-18.00 WIB," tuturnya.