Oleh: Dahlan Iskan
Ini seperti khas pesan orang tua untuk orang tua: "Anda ini akan terbang 13 jam. Di penerbangan jarak jauh waspadai DVT, " ujar Robert Lai pada saya.
Malam itu saya pamit padanya. Sudah mau take off dari bandara Haneda (Tokyo) ke John F Kennedy, New York. Memang sekitar 13 jam penerbangan.
Sendirian.
Istri ke Samarinda --ponakannyi meninggal.
Robert jaga Dorothy di Singapura.
Tiffany mulai kuliah S-2 di Shanghai.
Janet tunggu visa suaminyi yang belum keluar.
Annie Wong lagi di Korea.
Meiling sibuk dengan bisnis barunya di Harbin dan Chengdu.
Kami pun gagal reuni lima tahunan di rumah John Mohn di Kansas. Untung ada Lia di New York. Juga suami Lia: James Sundah, si pencipta lagu 'Lilin-lilin Kecil'. Lia yang akan menjemput saya di bandara.
Robert berpesan agar saya banyak bergerak di atas pesawat. Disuruh mondar-mandir. Agar tidak terkena deep vein thrombosis.
Malam sudah pukul 22.00 waktu Tokyo. Begitu naik pesawat sudah waktunya tidur. Maka saya tidak akan mau menunggu makan malam. Lebih baik langsung tewas.
Saya pilih makan sebelum naik pesawat. Toh di lounge ANA Haneda ini pilihan makanannya banyak sekali. Lounge-nya juga sangat luas.
Mau pilih di kursi model apa saja ada: model sofa, model kantor, model kursi makan, model bar, kafe semua ada.