Oleh: Dahlan Iskan
WAKTU menulis tentang sedan kemarin saya tidak tahu sejarah sedan. Pun sejarah kata ''sedan'' itu sendiri.
Ternyata sedan itu punya definisi khusus: yakni "mobil beratap yang dibagi dalam tiga bagian, yakni ruang mesin di depan, ruang penumpang di tengah, dan ruang bagasi di belakang".
Saya juga baru tahu dari Google bahwa kendaraan sedan sudah dipakai sejak zaman Mesir-kuno. Sejak itulah kata ''sedan'' sudah mulai dipakai.
Tentu belum bermesin. Sedan di zaman itu wujudnya kotak. Berisi satu kursi. Ada atapnya. Ada jendela di kanan dan kirinya.
Sedan pertama tersebut baru bisa jalan kalau diangkat dua orang. Atau empat orang. Maka roda sedan di zaman itu adalah manusia.
Sedan pertama wujudnya tandu.
Asal mula kata ''sedan'' ternyata dari bahasa Latin ''sedere''. Artinya, duduk. Lalu berkembang menjadi sella sadle.
Italia-lah yang pertama menggunakan kata "sedan". Dari bahasa Italia kemudian menjadi bahasa Inggris. Sedan pun menjadi bahasa Indonesia.
Di Indonesia pula kata sedan berkembang menjadi satu jenis mobil. Tanpa definisi pun Anda sudah tahu yang mana yang disebut sedan. Yakni mobil yang ada moncongnya, untuk mesin. Yang tempat duduknya dua di depan, satu, lebar, di deretan kedua. Yang ada tempat barang di belakang.
Ketika belakangan muncul versi kecilnya disebut sebagai sedan kecil.
Di Amerika definisi sedan lebih luas.
Saya pun menghubungi sahabat Disway yang bergerak di bidang mobil.
Katanya: awalnya orang naik mobil itu perlu kenyamanan. Sedan adalah mobil yang nyaman. Lalu berkembang menjadi status sosial. Sedan pun punya citra dan kelas tersendiri: mobil premium.
Tapi untuk negara berkembang seperti Indonesia tidak semua orang ingin menikmati kenyamanan premium. Yang penting punya mobil –seberapa pun level kenyamanannya.