Senjata itu tahu sang jenderal lagi di bagian mana di gedung kedutaan tersebut. Yang rusak hanya bagian yang diincar.
Ketika Biden minta Israel tidak membalas dengan cara menyerang Iran, bukan berarti Amerika tidak lagi membantu Israel. Amerika lebih menginginkan perang yang lebih dingin: bunuh komandannya, jangan bunuh prajuritnya. Apalagi warga sipilnya.
Maka Israel pun punya daftar ''wanted''. Siapa saja yang harus jadi sasaran ''sniper'' gaya baru: Tokoh-tokoh Hamas di Palestina, tokoh Hisbullah di Lebanon, dan tokoh-tokoh Iran di mana saja.
Rupanya Israel mengalami kesulitan menerapkan cara ''sniper'' tersebut ke komandan Hamas. Bukan mata-mata Israel tidak tahu sasaran tembaknya, tapi sang sasaran selalu bersama warga Israel yang mereka sandera.
Iran sudah dua kali merasakan langsung kejamnya perang gaya sniper ini. Dua jenderal pentingnya tewas tanpa ada perang.
Iran belum menemukan cara yang efektif untuk melawan perang yang bukan perang ini.
Keahlian menembak para sniper kini tergusur oleh penembak remote control.(Dahlan Iskan)