Maka beruntung para pedagang yang sudah memasukkan pompa air di e-katalog mereka. Ada bisnis Rp 5 triliun dadakan.
Tentu saya masih akan banyak bertanya: sepulang dari Tiongkok nanti. Akan diapakan 7.000 pompa itu. Dibagikan gratis? Pada siapa? Lewat siapa? Mengapa tidak sebelum Pilpres? Siapa yang harus menanggung biaya operasional? Terutama untuk membeli BBM?
Kalau sampai pompa itu tidak bisa beroperasi target pun gagal. Kalau berhasil maka impor beras akan hilang tahun depan.
Tentu akan lebih baik kalau pompa tersebut pakai tenaga surya. Tidak mencemari lingkungan. Dan lagi air bisa dipompa siang hari. Tidak harus beli baterai.
Di sini Amran harus teliti. Jangan ada yang main api. Amran harus kerja keras. Sebentar lagi sudah kemarau.
Amran sendiri biasa kerja keras. Ketika tidak lagi jadi menteri ia tidak berhenti berbakti. Ia lagi membangun masjid besar di Makassar. Di belakang kampus Universitas Hasanuddin. Konon akan yang terbesar di Indonesia Timur.
"Saya pernah diajak meninjau lokasi masjid itu," ujar Akbar Faisal, mantan anggota DPR yang sekarang jadi YouTuber berkaliber. Podcast-nya, Uncensored, Anda sudah tahu: top sekali.
Masjid itu nanti akan diberi nama khusus: nama ibunya.
Lokasi masjid itu sangat bersejarah bagi hidup Amran. Ia kuliah di fakultas pertanian di Unhas. S-2 pertaniannya juga di Unhas. Pun S-3 nya di bidang yang sama.
Saat Amran jadi mahasiswa ia selalu ke empang di belakang kampus itu: cari ikan. Hasilnya untuk membiayai kuliahnya. Sampai lulus.
Ayahnya seorang petani. Ia tahu penderitaan petani. Terutama kalau ada serangan hama: tikus.
Maka saat jadi mahasiswa itu Amran terus berpikir bagaimana bisa memberantas tikus di sawah. Berbagai uji coba ia lakukan: berhasil. Ia pun menciptakan formula racun tikus. Lubang tikus dimasuki asap beracun. Lubang satunya dibuntu. Tikusnya mati.
Racun tikus jenis itu ia beri nama Tiran. Artinya Anda sudah tahu: Tikus Mati Diracun Amran.
Racun tikus itulah yang membawa Amran mentas dari kemiskinan. Lalu jadi kaya. Ia tidak lupa penderitaan masa mudanya. Ia simpan baik-baik foto kamar kosnya yang sempit dan kumuh saat jadi mahasiswa.
Setelah kaya Amran membeli tanah empang di belakang kampus itu. Puluhan hektare luasnya. Sebagian untuk masjid besar bernama ibunya.
Air empang sumber biaya kuliah Amran. Kuliahnya jadi sumber ide Amran menemukan racun tikus. Ia tidak lupa air yang lebih hulu: ibundanya.(Dahlan Iskan)