POLKUM RBt - Perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu 2024 melesat naik sekitar 2-3 persen dibanding Pemilu 2019 lalu.
Hal tersebut terlihat dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei di mana Golkar juga berada di urutan kedua partai peraih suara terbanyak.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, fakta ini menunjukkan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mumpuni mengorkestrasi seluruh anatomi kekuatan partainya.
Airlangga juga dinilai menempatkan seluruh kader partai berlambang pohon beringin matang tanpa harus bergantung pada figur sentral.
"Leadership yang ditunjukkan oleh Airlangga tidak bisa dipandang sebelah mata. Kenaikan suara Golkar pada pemilu ini merupakan bukti konkret kemampuannya dalam meningkatkan citra dan kinerja partai," ujar Adi Prayitno dalam keterangannya, Minggu (18/2).
Menurut Adi kenaikan suara Partai Golkar istimewa karena tidak ikut merasakan efek ekor jas atau coat tail effect akibat tidak memiliki calon presiden dan calon wakil presiden.
Namun, dengan kondisi ini, Airlangga justru bisa memaksimalkan peran kader meningkatkan citra partai di masyarakat.
"Golkar memiliki ciri khas sebagai partai modern yang mengandalkan kekuatan kader dan strategi yang matang. Para caleg Golkar, sebagai ujung tombak partai, telah teruji dan tahan banting," ucapnya.
Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai strategi yang diterapkan Airlangga di Pemilu 2024 sangat efektif mendongkrak suara partai.
Menurutnya langkah Airlangga bersama Golkar menempatkan beberapa mantan kepala daerah menjadi calon anggota legislatif turut mengerek suara partai di pemilu periode ini.
"Ini juga kelebihan Partai Golkar, di mana tidak hanya satu atau dua mantan kepala daerah yang diusung tetapi cukup banyak," ucapnya.
Selain itu, Golkar juga dinilai berhasil mengambil alih kapitalisasi isu keberlanjutan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menurut Adi, Airlangga bersama Golkar justru menggeser posisi PDIP sebagai partai pendukung utama Pemerintahan Jokowi.
"Golkar mampu mengakuisisi posisi strategis ini setelah PDI Perjuangan mulai renggang dengan Jokowi. Airlangga dan Golkar berhasil mengartikulasikan visi dan misi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," kata Adi. (gir/jpnn)