RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Rina (70) warga Desa Bajak II Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) saat ini harus berjibaku demi bertahan hidup.
Tinggal seorang diri di sebuah gubuk dengan keadaan yang sudah miring dan hanya berdinding pelupuh, kesehariannya hanya merawat kebun kopi yang hanya berjumlah 100 batang.
Penghasilan tambahannya, menganyam bambu, itupun hanya dijual Rp12 ribu hingga Rp15 ribu.
Kades Bajak II Ajisran mengakui jika Rina merupakan salah seorang warganya yang tergolong kurang mampu. Rina tinggal disebuah gubuk yang sudah tidak layak huni sejak 6 tahun silam.
Ukuran gubuk yang ditempatinya, 4 meter x 5 meter. Saat hendak tidur, Rina harus turun ke dapur takut jika malam rumah tersebut roboh.
‘’Gubuknya itu tinggi. Sudah miring pula. Dindingnya hanya pakai pelupuh bambu yang hampir roboh dimakan usia. Ukuran rumahnya 4x5 meter. Karena keadaan miring dan tinggi, beliau saat malam hendak tidur harus turun ke dapur takut jika malam angin kencang dapat merobohkan gubuk,’’ jelas Ajisran.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/2022/perbaikan-masjid-al-ikhlas-segera-rampung
Rina diketahui telah memiliki 6 orang anak yang semuanya sudah berkeluarga. Dari 6 orang anak tersebut, hanya 1 orang yang berada di desa.
Dalam membantu perekonomiannya, Rina terdaftar sebagai penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
‘’Dari 6 anak itu, hanya satu berada di desa. Ada yang di Rejang Lebong, di desa tetangga serta di luar kabupaten. Mereka memiliki ekonomi yang sulit, sehingga tidak mampu membantu perekonomian sang ibu. Rina saat ini terdaftar sebagai penerima BPNT dan PKH. Dulu sempat mendapatkan BLT dana desa,’’ demikian Ajisran.(one)