BACA JUGA:Semen Padang, Malut United, PSBS, dan Persiraja Tembus Semifinal Liga 2, Cek Klasemen
Prioritas pada rencana aksi nasional adalah skrining kanker serviks, dengan target menskrining 75% dari seluruh perempuan berusia 30-69 tahun. Skrining ini menggunakan metode pemeriksaan DNA HPV yang memiliki kualitas yang terjamin.
Salah satu bagian penting pada rencana aksi nasional ini, yakni peralihan metode skrining kanker serviks primer dari metode yang ada saat ini ke skrining DNA HPV.
Pada 2020, skrining kanker serviks melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA) dan pemeriksaan sitologi hanya mencakup 9,3% perempuan dalam populasi target, dengan variasi yang signifikan antarprovinsi.
Metode skrining DNA HPV dilakukan dengan pedoman dan protokol klinis yang sesuai, termasuk transportasi untuk pengujian tersentralisasi, serta memperkuat kemampuan laboratorium.
Kementerian Kesehatan juga mempertimbangkan strategi skrining alternatif seperti skrining di tempat layanan kesehatan dan metode pengambilan sampel mandiri.
Untuk mencapai target skrining dalam upaya mengeliminasi kanker serviks, penting bagi Indonesia untuk menerapkan metode, alat, dan teknologi skrining yang efisien.
BACA JUGA:3 Tips Hadapi Teror Pinjol, Blokir Nomor Saja Tak Cukup
BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Bantah Dugaan Serobot Sumber PAD Benteng, Begini Penjelasannya
Untuk mencapai tujuan ini, RAN menyerukan peninjauan kembali bukti-bukti ilmiah internasional dan praktik terbaik.