NASIONAL RBt - Kepala BNPT Komjen Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel menjelaskan kepada anggota TNI/Polri bahwa saat ini terdapat peningkatan aktivitas terorisme seperti pendanaan, radikalisasi, perekrutan dan konsolidasi sel-sel teroris.
Aktivitas tersebut menyasar tiga kelompok rentan yaitu perempuan, remaja dan anak.
“Justru terjadi konsolidasi dan penguatan sel-sel teroris, peningkatan fund raising, peningkatan proses radikalisasi dan rekrutmen yang menarget perempuan, remaja dan anak,” kata Rycko saat audiensi bersama Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada pada Jumat (26/1).
Melalui adanya fenomena tersebut, BNPT berkomitmen meningkatkan sinergi dalam menjalankan program pencegahan terorisme di Jawa Timur bersama Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya.
Langkah ini dilakukan dengan membangun ketahanan masyarakat.
Rycko mengatakan resiliensi akan terbentuk pada saat masyarakat memiliki pengetahuan dan kesadaran akan bahaya radikalisme dan terorisme.
BACA JUGA:7 Doa untuk Anak yang Sedang Sakit Agar Cepat Sembuh, Mulai dari Demam Panas Hingga Batuk Pilek
BACA JUGA:5 Cara Menjadikan Anak Agar Saleh dan Salihah, Nomor 4 Sangat Jarang Dilakukan Orang Tua!
“Kita harus membangun kesadaran publik dan daya tahan dengan memberi pengetahuan apa itu terorisme, bagaimana ciri-cirinya, bagaimana dampaknya untuk bangsa dan negara ini, kalau masyarakat sudah tahu pasti mereka akan menolak (radikal terorisme),” tambah Kepala BNPT.
Selain pencegahan, sinergi ini juga akan diintensifkan untuk penguatan program deradikalisasi bagi mantan eks narapidana terorisme (eks napiter).
Selanjutnya, Rycko menjelaskan saat ini terdapat 116 eks napiter di Jatim yang harus dibina.
Pembinaan salah satunya dilakukan melalui penguatan wawasan kewirausahaan.
“Tidak mudah mendapatkan pekerjaan bagi napiter setelah keluar dari penjara, karena itu pembinaan wawasan kewirausahaan ini penting untuk kesejahteraan mereka (eks napiter) dan integrasi ke masyarakat,” imbuh Rycko.
BNPT memiliki tujuh program prioritas terkait pencegahan dan deradikalisasi di antaranya pemberdayaan perempuan, anak dan remaja; pembentukan Desa Siap Siaga-Desa Damai; pembentukan Sekolah Damai; pembentukan Kampus Kebangsaan; pemenuhan hak dan pemberdayaan penyintas serta keluarga; reintegrasi dan reedukasi mitra deradikalisasi serta keluarga; dan asesmen pegawai dengan tugas resiko tinggi.
BACA JUGA:Indonesia Masters 2024: Ganda Putra Merah Putih Tampil Menjanjikan